Ketika menjalani diet volumetrik tidak ada jenis makanan yang dilarang asalkan kalorinya rendah.

Berbagai pola diet yang tersedia saat ini punya ciri khusus masing-masing, misalnya intermittent fasting yang melarang pelaku diet makan malam hingga pagi hari. Atau ada juga diet tinggi protein, di mana pelakunya diminta mengkonsumsi lebih banyak protein dan sedikit karbo. Termasuk, ada pula yang menawarkan program penurunan berat badan dengan cara diet volumetrik, yang konon bisa menjaga perut tetap kenyang selama proses penurunan berat badan.

Melansir Eating Well, diet volumetrik dilakukan dengan berfokus pada makanan padat nutrisi untuk mengurangi rasa lapar. Pencipta diet volumetrik ialah seorang profesor, peneliti dan direktur Laboratorium untuk Studi Perilaku Pencernaan Manusia di Penn State University bernama Barbara Rolls, Ph.D., yang juga penulis buku seputar diet volumetrik berjudul The Ultimate Volumetrics Diet: Smart, Simple, Science-Based Strategies for Losing Weight and Keep It Off.

Ia katakan, tujuan pola diet ini adalah untuk membuat pelakunya tetap kenyang namun dengan asupan kalori sedikit saja. Caranya dengan memakan makanan rendah kalori namun tinggi nutrisi yang beberapa di antaranya berupa buah-buahan dan sayuran.

Diet volumetrik tidak mengharuskan dilakukan penghitugan jumlah kalori atau gram makronutrien seperti lemak, karbohidrat maupun protein. Banyak yang menganggap cara ini terbilang simple, namun harus dilakukan konsisten agar hasilnya maksimal.

Saat menjalani diet ini, pelakunya bisa makan dalam jumlah banyak asalkan jenis makanannya padat kalori. Misalnya saja, ketika berhadapan dengan 5 cangkir popcorn dan 15 keping keripik kentang yang sama-sama memiliki sekitar 160 kalori, dari pada memakan keripik kentang yang jumlahnya lebih sedikit, tentu lebih baik memilih popcorn karena secara volume lebih mengenyangkan, sementara jumlah kalorinya sama.

Ketika menjalani diet volumetrik tidak ada jenis makanan yang dilarang asalkan kalorinya rendah. Karenanya buah-buahan, sayuran, sup dan salad tentu dianggap lebih baik daripada gorengan, keju atau makanan penutup yang rasanya manis sebab kalorinya lebih tinggi.

Diet volumetrik menggolongkan makanan menjadi empat kategori berdasarkan kepadatan energi.

Kategori 1: Makanan Sangat Rendah Energi (kurang dari 0,6 kalori per gram), seperti buah-buahan, yogurt tanpa lemak dan sayuran seperti tomat, paprika, jamur, brokoli, asparagus.

Kategori 2: Makanan Densitas Rendah Energi (0,6-1,5 kalori per gram), misalnya sup kacang polong, sup krim kerang, tahu, kentang, kacang-kacangan, anggur, pisang, yogurt rendah lemak, sereal, pasta gandum utuh, tuna, dada kalkun serta saus pasta tomat.

Kategori 3: Makanan Kepadatan Energi Sedang (1,6-3,9 kalori per gram), di antaranya hummus, alpukat, keju feta, mozzarella, tortilla, roti, dada ayam, telur, salmon, daging giling tanpa lemak, es krim, pretzel dan mayonaise.

Kategori 4: Makanan Kepadatan Energi Tinggi (4-9 kalori per gram), antara lain mentega, biskuit gandum, makanan penutup, keripik, cokelat, selai kacang, kacang-kacangan, jeli dan minyak zaitun.

Ketika sedang menjalani diet volumetrik, pelakunya juga diminta untuk tidak meninggalkan aktivitas fisik selain cermat memilih jenis makanan, semisal berjalan kaki secara santai hingga 10.000 langkah per hari. Dengan demikian, kalori berlebih yang disantap akan dibakar saat melakukan olahraga.