Banyak yang suka pada kucing sebab tingkah lakunya cenderung manja menggemaskan, selain juga karena ekspresi wajahnya yang selalu innocent serta motif bulunya cantik.
Dalam gelap, mata kucing mampu mengeluarkan cahaya. Tak sedikit yang mengaitkan kemampuan tersebut dengan hal-hal supranatural, misalnya saja karena kucing bisa melihat hantu. Padahal faktanya, ada beberapa alasan ilmiah mengapa sinar terang dapat terpancar dari mata kucing.
Sebagaimana dilansir dari Hills Pet, Rabu (5/2/2020), mata kucing menyala disebabkan karena adanya cahaya yang masuk, di mana kemudian memantulkan tapetum lucidum, atau dalam bahasa Latin berarti “lapisan yang bersinar”.
Tapetum merupakan lapisan sel reflektif, yakni cahaya yang dipantulkan, kemudian dipantulkan kembali ke retina kucing. Proses tersebut membuatnya jadi kelihatan bercahaya serta sekaligus juga membantu hewan tersebut untuk bisa melihat lebih baik dalam gelap.
Selain kucing, terdapat banyak hewan lain terutama yang keluar pada malam hari, yang juga mempunyai permukaan reflektif khusus tepat di belakang retinanya. Beberapa hewan besar hewan pemilik tapetum lucidum pada mata di antaranya rusa, anjing, sapi, kuda dan musang. Tetapi tak semua mata binatang bersinar dengan warna yang sama, sebab zat seperti riboflavin atau zinc dalam tapetum hewan berbeda-beda.
Selain itu disebut-sebut pigmen di dalam retina juga memengaruhi kondisi warna mata. Termasuk faktor usia dan faktor lain juga bisa menyebabkan warna mata berubah. Sehingga bisa saja dua anjing dari spesies yang sama memiliki mata bersinar yang warnanya tak seragam.
Penelitian tahun 2018 dari Science Direct melaporkan bahwa cahaya dari mata kucing dapat muncul dalam berbagai warna, seperti hijau, kuning dan biru.
Warna pada mata kucing yang sinarnya terang bukannya tanpa fungsi. Hal tersebut ternyata diciptakan sebagai salah satu cara agar mereka dapat bertahan hidup. Tapetum mampu meningkatkan iluminasi retina dalam pencahayaan rendah, di mana memungkinkan kucing mendeteksi perubahan cahaya dan gerakan. Kondisi tersebut akan membantu untuk aktivitas berburu dalam gelap.
Sebagai hewan krepuskular, kucing liar melakukan sebagian besar perburuan saat senja. Dalam cahaya redup atau gelap, sinar pada mata berfungsi seperti senter kecil yang akan membantu berjalan melalui bayang-bayang, serta untuk membedakan antara mangsa dan pemangsa.
Dari penelitian yang dipublikasikan di Merck Veterinary Manual tahun 2018, diketahui kucing dapat menggunakan otot untuk mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke mata. Saat iris mata kucing mendeteksi terlalu banyak cahaya maka pupilnya akan menjadi celah untuk menyerap lebih sedikit cahaya.
Kontrol otot ini juga memungkinkan kucing untuk melebarkan pupil mereka sesuai perintah, yang memperluas bidang penglihatan serta membantu menemukan lokasi wilayahnya.