Ritual adat Ma’nene dihadiri oleh keseluruhan keluarga jenazah. Mereka memadukan kematian, seni, dan ritual sebagai perwujudan rasa cinta kepada leluhur, tokoh, atau kerabat yang sudah wafat.

Film dari tanah Toraja yang sudah diundur penayangannya selama 2 tahun akan segera tayang di bioskop dengan judul Walking Dead Tomate. Film Walking Dead Tomate ini dibintangi oleh Iqbal Perdana, Yulinar Arief, Aga Dirgantara dan Zulkifli Gani Ottoh. Ada pula beberapa aktor dan aktris asli asal Toraja seperti Debby Astuti, Fifit Yani, Dona Maliwa, Agustina Palamba, Etal, M. Amas, Frans Pongsamma dan Salsabila Yusran turut membintangi film ini. Film Walking Dead Tomate disutradarai oleh Ekadi Katili, skenario film Walking Dead Tomate ditulis oleh Beni Susanto dan diproduksi oleh rumah produksi asli Toraja, yaitu Cinekadi Pictures, bekerjasama dengan Max Anderson.

Bercerita tentang salah satu kejadian nyata yang mengerikan di tanah Toraja dan sempat menghebohkan masyarakat Indonesia pada masanya saat melaksanakan upacara adat. Upacara adat tersebut yaitu upacara Ma’bulle Tomate yaitu  adat untuk mengganti pakaian mayat para leluhur yang rutin dilakukan tiga tahun sekali yang biasanya dilakukan dibulan Agustus. Ritual dilakukan sebab masyarakat Toraja percaya ruh orang-orang yang meninggal lebih dulu tetap ada di dekat mereka. Selanjutnya mayat-mayat akan dikeluarkan satu per satu dari patane yang lama, dijemur, lalu diletakkan di depan patane yang baru.

Masyarakat saling bahu-membahu dalam mengangkat peti mayat tersebut. Sebelum dilakukan pembersihan, mayat dikeluarkan terlebih dahulu dari peti dan selanjutnya di jemur di bawah terik matahari. Ritual adat Ma’nene dihadiri oleh keseluruhan keluarga jenazah. Mereka memadukan kematian, seni, dan ritual sebagai perwujudan rasa cinta kepada leluhur, tokoh, atau kerabat yang sudah wafat. Selanjutnya mayat dibersihkan memakai kuas untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada tubuhnya, melepaskan pakaian lama, dan mengganti dasi, kemeja, celana, hingga sepatu dengan pakaian baru. Selanjutnya, jika sudah rapi kembali, mayat yang diawetkan itu dikembalikan lagi ke liang batu. Kemudian pintu liang ditutup rapat dan digembok seperti sedia kala.