IDAI dan pemerintah tengah melakukan identifikasi terhadap penyebab hepatitis misterius ini. Butuh waktu 1-2 minggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan Adenovirus dan Hepatitis E.

Saat ini kita patut mewaspadai tentang penyakit infeksi hepatitis akut yang menyerang anak – anak setelah kurang lebih dua pekan terakhir, dan dapat diketahui penyebab terjadinya infeksi hepatitis akut tersebut.

Diketahi bahwa virus ini pertama kali ditemukan di Inggris pada 15 April 2022 dan saat ini telah menyebar di 11 negara  Eropa, Amerika dan Asia. Saat ini di Kawasan Asia Tenggara sendiri baru Singapura dan Indonesia.

Menurut Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hanifah Oswari menjelaskan untuk saat ini masih berkemungkinan kecil untuk menjadi pandemi baru. diketahui saat ini kasus dari hepatitis akut ini masih relative terkendali di berbagai negara, walaupun saat ini masih belum dketahui seberapa cepat penyebaran penyakit tersebut.

Di Indonesia sendiri saat ini telah tiga pasien anak yang meninggal dengan dugaan terjangkit penyakit hepatitis akut tersebut. Diketahui bahwa pasien – pasien tersebut sebelumnya dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta. Mereka meninggal dalam waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terkahir hingga akhir bulan April 2022.

Dokter Hanifah juga menyebutkan bahwa temuan kasus hepatitis akut misterius ini menjadi sebuah temuan yang tidak biasa. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyampaikan bahwa temuan kasus ini menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) yang tengah menyerang anak – anak di Eropa, Amerika dan Asia.

Ia menambahkan saat ini IDAI dan pemerintah tengah melakukan identifikasi terhadap penyebab hepatitis misterius ini. dirinya menjelaskan butuh memakan waktu 1-2 minggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan Adenovirus dan Hepatitis E.

Namun, saat ini masih terlalu dini untuk menilai bahwa hepatitis akut misterius menjadi sebuah pandemi baru, pernyatan tersebut disampaikan oleh Sekertaris Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. “Apakah menjadi pandemic atau tidak. Rasanya masih perlu waktu yang cukup panjang untuk bisa menyatakan kondisi ini. karena jumlahnya kalau kita bandingkan dengan Covid-19, tidak secepat penambahan Covid-19, dan penularannya tidak secepat yang terjadi pada saat kita menghadapi Covid-19,” Ucap Nadia.

Meskipun belum dapat diketahui dengan jelas penyebab dari penyakit tersebut, bila anak-anak memiliki gejala seperti mual, muntah, diare berat, demam, kuning, buang air kecil berwarna the tua, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran segera periksakan anak anda ke fasilitas layanan yang tersedia. Menurut laporan WHO kasus ini terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan usia 16 tahun.

Untuk langkah pencegahan, Kemenkes RI menjelaskan tentang sejumlah langkah yang harus dilakukan wajib dilakukan sebagai bentuk pencegahaan. Pertama, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, kedua tidak memakai alat makan bersamaan, ketiga mencuci tangan, dan keemapat menghindari kontak dengan orang sakit.