Selain garam, lada atau merica merupakan salah satu bumbu masak yang sering ditambahkan orang ke dalam makanan. Cita rasa lada yang pedas mempunyai efek menghangatkan ketika masuk ke dalam tubuh.
Secara umum ada dua jenis lada yang dikenal masyarakat, yakni lada hitam dan lada putih. Keduanya punya penampilan dan cita rasa sedikit berbeda. Tapi tahukan kamu kalau lada hitam dan putih sebenarnya berasal dari pohon yang sama? Lantas apa membuatnya menjadi dua jenis yang berbeda?
Lada adalah buah dari tanaman lada, atau yang dalam bahasa Latin disebut peper nigra. Bentuk buahnya bulat kecil, hanya sekitar satu hingga dua millimeter per butirnya. Sekalipun rasanya pedas, tapi pedas dari lada yang dihasilkan dari zat bernama piperine tidak sama dengan cabai yang mengandung senyawa capsaicin.
Mengutip buku “Perdagangan Lada Abad XVII” karya P. Swantoro terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, lada hitam berasal dari buah lada yang belum terlalu matang saat dipetik, sementara lada putih adalah buah lada yang sudah matang ketika dipetik. Pada proses pengolahanya kedua lada tersebut juga mendapat perlakuan sedikit berbeda.
Buah lada hitam yang belum matang sempurna akan dijemur selama beberapa hari hingga bulirnya berwarna hitam. Setelah dijemur, bulir-bulir tersebut akan digugurkan dari tangkainya lalu diayak dan ditampi.
Sementara pada lada putih proses pengolahannya sedikit lebih rumit. Setelah semua bulir masak, buah lada akan disimpan di dalam kantung lalu direndam dalam air selama satu sampai dua minggu agar selaput luar lada menjadi lunak dan mudah terkupas saat dilepaskan. Bulir-bulir yang sudah putih ini kemudian dicuci dan dijemur hingga kering.
Lada putih punya rasa lebih pedas daripada lada hitam, namun banyak yang berpendapat lada hitam yang memiliki cita rasa lebih kompleks serta memiliki aroma khas. Selain digunakan dalam berbagai masakan, lada juga dipercaya memiliki khasiat pengobatan seperti pada terapi asma dan gigitan serangga.